Pengembangan e-learning di Indonesia sangat diperlukan baik untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam perusahaan dan lembaga, untuk pelatihan dan pendidikan pegawai pemerintahan, serta untuk pengajar dan yang di ajar di sekolah. Untuk di sekolah e-learning sangat diperlukan karena untuk menunjang pembelajaran konvensional serta menyiapkan media belajar untuk menciptakan lingkungan belajar yang fleksibel, mudah untuk diakses darimana saja dan kapan saja. Dengan sistem e-learning, peserta dapat mengikuti kelas serta ikut ujian baik disekolah atau tempat tinggalnya untuk melakukan evaluasi dari hasil belajarnnya. selain itu dengan media digital, bahan ajar e-learning dapat lebih diperkaya dengan menyediakan panduan teks, v ideo dan audio, yang dilengkapi dengan simulasi dan animasi.
Konten e-learning adalah istilah yang digunakan untuk sistem
pembelajaran yang ditunjang dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
diperluas dengan memasukan komputer, perangkat mobile seperti seluler, PDA dan
mp3 player. Pembelajaran berbasis web, hypermedia dalam blog, wiki, chat ujian
berbasis komputer, animasi, simulasi, permainan, learning management software, electronic
voting system, survey dengan kombinasi beragam metode yang digunakan.
Pengembangan konten e-learning sangat diperlukan untuk
menunjang pembelajaran konvensional serta menyiapkan media untuk menciptakan
lingkungan belajar yang fleksibel, mudah untuk diakses darimana saja dan kapan
saja. Dengan sistem konten e-learning, peserta dapat mengikuti kelas serta ikut
ujuan dari tempat bekerja atau tempat tinggalnya. Selain itu dengan media
digital konten, bahan ajar konten e-learning dapat lebih diperkaya dengan
menyediakan panduan teks, video dan audio, yang dilengkapi dengan simulasi dan
animasi.
Sistem konten e-learning yang dimiliki suatu intitusi
merupakan investasi yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki suatu lembaga atau perusahaan. Sistem ini dapat membantu
menciptakan budaya belajar dengan mengajar yang fleksibel sesuai dengan
perkembangan tuntutan kebutuhan pembelajaran oleh masyarakat luas. Sistem ini
juga dapat meningkatkan kompetisi dan kompetensi SDM tanpa harus meninggalkan
tugas – tugas yang di embannya.
Pelatihan pengembangan konten e-learning dan multimedia
adalah pelatihan terintegrasi untuk mengembangkan sistem e-learning beserta
kontennya (materi online dala bentuk panduan teks, foto, audio, dan video). Keberhasilan
dalam pengembangan sistem e-learning ini merupakan usaha bersama yang melibatkan
subjek-metter specialists, instructional designers serta information
technologist, dengan dukungan penuh dari pengelola institusi. Oleh karena itu
peserta pelatihan dari sebuah institusi diharapkan juga merupakan kombinasi
dari beberapa unsur keahlian di atas.
Materi pelatihan akan mencakup pengantar perkembangan
pendukung konten e-learning, filosofi, metode pembelajaran berbasis e-learning,
ragam learning management system (LMS), penyiapan server, pengenalan webserver &
sistem database, pengenalan webpage, pengenalan editor, instalasi, administrasi
user, administrasi kursus, pembuatan konten multimedia berbasis prosedur,
pembuatan konten multimedia berbasis SCORM/AICC.
Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sumber
manusia yang mampu untuk menyiapkan sistem konten e-learning serta membuat
sistem multimedia untuk bahan pelajaran.
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuankhususnya yang bergerak dibidang teknologi, membuat penggunaan teknologi internet mengalami pertumbuhan pesat dalam penggunanya. Dan diantarannya mempengaruhi penggunaan internet yang dipakai sebua perusahaan, dan hampir rata – rata perusahaan menggunakan penerapan berbasis ce-learning, e-commerce, e-mail, online application, e-procurement, online hiring, e-CRM, e-HRM, online auction, e-catalogue,dll.
kenyataannya, tidak sedikit memang perusahaan yang berhasil mendapatkan manfaat dan keuntungan tersebut melalui implementasi e-learning. Perusahaan besarseperti IBM, Petronas, Cingular Wireless, Giant B&Q, Century 21, Cuna, Shell EP, dan banyak lagi perusahaan terkenal, terbukti telah mengais keuntungan dari implementasi e-learning yang mereka lakukan.
Maka dalam waktu relatif singkat, berbagao perusahaan pun berlomba – lomba merencanakan implementasi e – learning. Sejumlah perusahaan diantara mereka, malahan langsung implementasikan tanpa melalui tahapan perencanaan, bahkan terkesan tergesa – gesa dan bertendensi gengsi – gengsian. Ada semacam harapan, bahwa jika perusahaan tersebut telah mengimplementasikan e – learning, maka perusahaan tersebut dicitrakan sangat adaktif terhadap perkembangan teknologi mutahir, mengutamakan modal pengetahuan (Knowledge capital), dan tidak segan – segan melakukan investasi besar- besaran untuk kepentingan pengembanga sumber daya manusia.
Berikut contoh video mengenai salah satu sub dari elearning :
Sering kali para training manager melupakan bahwa e-learning adalah bagian dari program pelatihan pelatihan perusahaan secara keseluruhan. Mereka sering menganggap e-learning sebagai program pelatihan khusus yang dapat menyimpang dari strategi pelatihan perusahaan. Walaupun departemen pelatihan perusahaan telah melakukan analisa kebutuhan pelatihan (Training needs analysis) yang mendalam untuk program pelatihan di kelas mereka, program elearning dapat saja melupakan hasil dari analisa tersebut dan memberikan materi yang tidak sesuai dengan hasil analisis tersebut. Misalnya, pada perusahaan perkebunan, ditawarkan materi pelatihan e-learning tentang desain website. Walaupun sekarang banyak orang yang tertarik dengan desain website, tetapi keahlian tersebut tidak dibutuhkan oleh perusahaan perkebunan tersebut.
Hasilnya, bila para karyawan tidak memiliki waktu yang cukup, maka mereka tidak akan menyentuh program pelatihan tersebut. Andaikan program tersebut ternyata juga diminati dan diambil oleh karyawan, efek tidak akan dirasakan oleh para pemimpin perusahaan, karena program pelatihan tersebut tidak akan membantu kinerja dari SDM, karena mereka belajar keahlian yang tidak sesuai dengan perusahaan.
Jadi, marilah kita sekarang kembali memasukan program pelatihan e-learning ini ke konteks yang benar, yakni menjadi bagian dari program pelatihan perusahaan secara keseluruhan. Jadi langkah yang diambil bukanlah pertama – tama memutuskan untuk menggunakan program elearning, lalu menentukan materi pelajaran yang diinginkan, berdasarkan materi pelajaran yang tersedia di pasaran dan membelinya.
Akan tetapi langkah yang pertama harus dilakukan adalah dengan melakukan analisa kebutuhan pelatihan secara keseluruhan terlebih dahulu. Lalu dari hasil tersebut dilihat apakah ada materi pelajaran yang dapat disampaikan melalui e-learning. Analisa tentang apakah e-learning sesuai untuk perusahaan juga harus dilakukan sebelum memutuskan penerapannya, terutama bila perusahaan tersebut berukuran kecil dan tidak memiliki infrastruktur teknologi yang handal.
Dengan diselaraskannya strategi penerapan e-learning dengan strategi pelatihan perusahaan secara keseluruhan, dan berlandaskan pada analisa kebutuhan pelatihan yang baik, maka program e-learning ini akan dapat memberikan materi yang sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Jadi para peserta pelatihan yang mengambil program ini juga akan terbantu kinerjanya dan pada akhirnya menyadari keunggulan dari e-learning ini dan mereka akan menyukainya.
Bila hal diatas belum tercapai, maka seringkali para karyawan hanya akan mengikuti e-learning sewaktu diperkenalkan, dan kemudian meninggalkannya. Para pemimpin juga akan tidak dapat mempercayai janji – janji e-learning lagi karena mereka tidak melihat kemajuan kinerja dari perusahaan. Sedangkan bila hal tersebut tercapai, barulah janji – janji penerapan elearning – seperti penghematan biaya dan waktu pelatihan, kecepatan distribusi program pelatihan, efektivitas pengajar, dan lain sebagainya – dapat diraih.
Para pemimpin perusahaan akan dapat dengan jelas melihat keunggulan e-learning dan mendukung sepenuhnya program ini. Andil dari departemen pelatihan perusahaan juga akan semakin dihargai. Anggaran dan dukungan manajemen juga akan diberikan dengan memadai, sehingga keberhasilan program e-learning ini akan terus bergulir dan semakin besar.
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologiinformasi dan komunikasi. Beberapa ahli mencoba menguraikan pengertian e-learning menurut versinya masing-masing, diantaranya :
Jaya Kumar C. Koran (2002)e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.
Dong (dalam Kamarga, 2002)
e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat
elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
Rosenberg (2001)
menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
Darin E. Hartley [Hartley, 2001]eLearning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.
LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001]
eLearning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.
E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.
E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
sumber daya manusia (SDM) merupakan elemen utama organisasi dibandingankan dengan elemen lain seperti modal, teknologi, dan uang sebab manusia itu sendiri yang mengendalikan semuanya. Membicarakan suber daya manusia tidak terlepas dari kegiatan - kegiatan atau proses manajemen lainnya seperti strategi perencanaan, pengembangan manajemen, dan pengembangan organisasi. Keterikatan antara aspek - aspek manajemen it sangat erat sekali sehingga sulit bagi kita untuk menghindari dari pembicaraan secara terpisah satu dengan yang lainnya.
Apakah arus listrik itu? Mungkin pada saat dijelaskan oleh
pengajar atau guru kita hanya dapat membayangkan bagaimana proses arus
listrik itu tanpa mengetahui proses yang sebenarnya terjadi. Kita hanya
bisa mengira-ngira bagaimana proses sebuah lampu dapat menyala. Arus
listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu.
Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik
lainnya.
Semakin pesatnya perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK), kebutuhan akan suatu konsep belajar mengajar E-Learning yang
fleksibel dan interaktif sangat membantu. Inovasi pembelajaran
E-Learning dapat meningkatkan mutu Pendidikan. Konsep pendidikan dengan
konten pembelajaran interaktif dapat memudahkan kita dalam memahami
pendalaman materi yang dijelaksan dengan sebuah animasi simulasi. Selain
penjelasan dengan animasi simulasi kita dapat melakukan interaktif pada
materi yang dijelaskan baik