Selasa, 04 Desember 2012

Seberapa Butuh Perusahaan Anda dengan E - Learnign



Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan  khususnya yang bergerak dibidang teknologi, membuat penggunaan teknologi internet mengalami pertumbuhan pesat dalam penggunanya. Dan diantarannya mempengaruhi penggunaan internet yang dipakai sebua perusahaan, dan hampir rata – rata perusahaan menggunakan penerapan berbasis ce-learning, e-commerce, e-mail, online application, e-procurement, online hiring, e-CRM, e-HRM, online auction, e-catalogue,dll.

kenyataannya, tidak sedikit memang perusahaan yang berhasil mendapatkan manfaat dan keuntungan tersebut melalui implementasi e-learning. Perusahaan besar  seperti IBM, Petronas, Cingular Wireless, Giant B&Q, Century 21, Cuna, Shell EP, dan banyak lagi perusahaan terkenal, terbukti telah mengais keuntungan dari implementasi e-learning yang mereka lakukan.

Maka dalam waktu relatif singkat, berbagao perusahaan pun berlomba – lomba merencanakan implementasi e – learning. Sejumlah perusahaan diantara mereka, malahan langsung implementasikan tanpa melalui tahapan perencanaan, bahkan terkesan tergesa – gesa dan bertendensi gengsi – gengsian. Ada semacam harapan, bahwa jika perusahaan tersebut telah mengimplementasikan e – learning, maka perusahaan tersebut dicitrakan sangat adaktif terhadap perkembangan teknologi mutahir, mengutamakan modal pengetahuan (Knowledge capital), dan tidak segan – segan melakukan investasi besar  - besaran untuk kepentingan pengembanga sumber daya manusia.

Berikut contoh video mengenai salah satu sub dari elearning :

 Sering kali para training manager melupakan bahwa e-learning adalah bagian dari program pelatihan pelatihan perusahaan secara keseluruhan. Mereka sering menganggap e-learning sebagai program pelatihan khusus yang dapat menyimpang dari strategi pelatihan perusahaan. Walaupun departemen pelatihan perusahaan telah melakukan analisa kebutuhan pelatihan (Training needs analysis) yang mendalam untuk program pelatihan di kelas mereka, program elearning dapat saja melupakan hasil dari analisa tersebut dan memberikan materi yang tidak sesuai dengan hasil analisis tersebut. Misalnya, pada perusahaan perkebunan, ditawarkan materi pelatihan e-learning tentang desain website. Walaupun sekarang banyak orang yang tertarik dengan desain website, tetapi keahlian tersebut tidak dibutuhkan oleh perusahaan perkebunan tersebut.
Hasilnya, bila para karyawan tidak memiliki waktu yang cukup, maka mereka tidak akan menyentuh program pelatihan tersebut. Andaikan program tersebut ternyata juga diminati dan diambil oleh karyawan, efek tidak akan dirasakan oleh para pemimpin perusahaan, karena program pelatihan tersebut tidak akan membantu kinerja dari SDM, karena mereka belajar keahlian yang tidak sesuai dengan perusahaan.
Jadi, marilah kita sekarang kembali memasukan program pelatihan e-learning ini ke konteks yang benar, yakni menjadi bagian dari program pelatihan perusahaan secara keseluruhan. Jadi langkah yang diambil bukanlah pertama – tama memutuskan untuk menggunakan program elearning, lalu menentukan materi pelajaran yang diinginkan, berdasarkan materi pelajaran yang tersedia di pasaran dan membelinya.
Akan tetapi langkah yang pertama harus dilakukan adalah dengan melakukan analisa kebutuhan pelatihan secara keseluruhan terlebih dahulu. Lalu dari hasil tersebut dilihat apakah ada materi pelajaran yang dapat disampaikan melalui e-learning. Analisa tentang apakah e-learning sesuai untuk perusahaan juga harus dilakukan sebelum memutuskan penerapannya, terutama bila perusahaan tersebut berukuran kecil dan tidak memiliki infrastruktur teknologi yang handal.
Dengan diselaraskannya strategi penerapan e-learning dengan strategi pelatihan perusahaan secara keseluruhan, dan berlandaskan pada analisa kebutuhan pelatihan yang baik, maka program e-learning ini akan dapat memberikan materi yang sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Jadi para peserta pelatihan yang mengambil program ini juga akan terbantu kinerjanya dan pada akhirnya menyadari keunggulan dari e-learning ini dan mereka akan menyukainya. 
Bila hal diatas belum tercapai, maka seringkali para karyawan hanya akan mengikuti e-learning sewaktu diperkenalkan, dan kemudian meninggalkannya. Para pemimpin juga akan tidak dapat mempercayai janji – janji e-learning lagi karena mereka tidak melihat kemajuan kinerja dari perusahaan. Sedangkan bila hal tersebut tercapai, barulah janji – janji penerapan elearning – seperti penghematan biaya dan waktu pelatihan, kecepatan distribusi program pelatihan, efektivitas pengajar, dan lain sebagainya – dapat diraih.
Para pemimpin perusahaan akan dapat dengan jelas melihat keunggulan e-learning dan mendukung sepenuhnya program ini. Andil dari departemen pelatihan perusahaan juga akan semakin dihargai. Anggaran dan dukungan manajemen juga akan diberikan dengan memadai, sehingga keberhasilan program e-learning ini akan terus bergulir dan semakin besar.
Regards,


Team Indismart
 www.indismart.co.id
022-71294696 / 087722203366

Tidak ada komentar:

Posting Komentar